loading...
Assalamu'alaikum ! Berikut adalah liputan seputar guru cubit vs duta cubit Indonesia tahun 2016, seperti apakah informasinya, silahkan Anda simak selengkapnya !
Ingat, patokan orang terkenal dengan cara instan di Indonesia adalah dengan tersebarnya gambar muka dan mungkin dibuatkan sejumlah meme-nya juga. Termasuk muka Arif, siswa SMP Raden Rahmat Balongbendo Jawa Timur yang baru aja diangkat jadi Duta Cubit Indonesia 2016.
Buat yang belum ngeh, belum lama alias baru banget ini, masih anget (baca: hangat), sehangat kue cubit yang baru diangkat dari panci berminyak. Bikin Arif mendadak terkenal. Dia jadi pembicaraan publik, trending topic dan banyak dicari netizen lantaran penasaran sama kasus Guru Cubit. Sebenarnya lebih banyak yang kepo sih, sama penampakan cowok yang katanya anak Tentara itu. _Duh, jadi inget sama si cantik yang ngaku anak tentara saat kelulusan SMA belum lama itu!
Baca juga : SURAT EDARAN DIRJEN DIKDASMEN TENTANG PELAKSANAAN AWAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Eniwei, keluarga Arif pada bulan Februari lalu sempat melaporkan gurunya, Muhammad Samhudi yang menurut pengakuannya pernah mencubit lengan Arif akibat nggak mau diajak salat Dhuha,_itu lho salat sunnah saat fajar datang. Akibatnya, sang guru cubit ini dilaporkan ke polisi, mau nggak mau pak Samhudi harus menjalani proses sidang di pengadilan.
Pekan lalu, kasus Guru Cubit ini sudah sampai pada tahapan tuntutan. Sayangnya, sidang Guru Cubit harus gagal digelar lantaran jaksa penuntut umum belum siap dengan laporan kasus yang mengatasnamakan Hak Asasi Manusia (HAM) itu.
Pengadilan itu bikin "Guru Cubit" menangis?
Pekan lalu, kasus Guru Cubit ini sudah sampai pada tahapan tuntutan. Sayangnya, sidang Guru Cubit harus gagal digelar lantaran jaksa penuntut umum belum siap dengan laporan kasus yang mengatasnamakan Hak Asasi Manusia (HAM) itu.
Pengadilan itu bikin "Guru Cubit" menangis?
Pengadilan Negeri PN Sidoarjo pada Selasa (28/6) lalu itu diramaikan ratusan guru dari berbagai daerah di Jawa Timur. Mereka datang untuk memberikan dukungan moral kepada Muhammad Samhudi, guru SMP Raden Rahmat Balongbendo yang dituding menganiaya muridnya, Arif (nama samaran).
Penundaan sidang tersebut membuat ratusan guru kecewa. Maklum, mereka jauh-jauh datang dari berbagai kota untuk mendampingi Samhudi dalam sidang Kasus Cubit.
''Tetap semangat Pak. Kami terus mendukung bapak. Bapak tidak sendiri,'' teriak para guru di ruang sidang utama PN Sidoarjo itu.
Aksi solidaritas tersebut membuat Samhudi terharu. Dia menangis. Samhudi seperti mencoba menahan beban berat di dadanya.
Penundaan sidang tersebut membuat ratusan guru kecewa. Maklum, mereka jauh-jauh datang dari berbagai kota untuk mendampingi Samhudi dalam sidang Kasus Cubit.
''Tetap semangat Pak. Kami terus mendukung bapak. Bapak tidak sendiri,'' teriak para guru di ruang sidang utama PN Sidoarjo itu.
Aksi solidaritas tersebut membuat Samhudi terharu. Dia menangis. Samhudi seperti mencoba menahan beban berat di dadanya.
Baca juga : TRI RISMAHARINI : JIKA TIDAK ADA GURU APAKAH PAK JOKOWI BISA JADI PRESIDEN?
Samhudi yang kemarin mengenakan seragam PGRI itu lantas berdiri dari kursi terdakwa. Dia hanya bernapas panjang saat mendengar keputusan penundaan sidang. Dia kembali meneteskan air mata ketika meninggalkan gedung PN.
''Insya Allah saya siap,'' katanya lirih.
''Insya Allah saya siap,'' katanya lirih.
Sidang itu kali ketujuh yang harus dijalani Samhudi. Dia dilaporkan ke Polsek Balongbendo oleh orang tua Arif pada 8 Februari. Ayah Arif yang seorang tentara itu menuding Samhudi telah mencubit anaknya sampai memar. Namun, Samhudi membantah tuduhan itu
''Saya tidak pernah mencubit anak itu. Apalagi sampai memar,'' ungkapnya.
Samhudi menuturkan bahwa peristiwa itu terjadi pada 3 Februari. Saat itu seluruh murid melaksanakan salat Dhuha di masjid sekolah. Namun, Arif justru terlihat duduk-duduk di pinggir sungai. Sebagai seorang guru, dia lantas menegur Arif dan mengajaknya salat berjamaah dengan mengelus pundak.
''Saya hanya mengelus, tidak mencubit, apalagi memukul. Saya hanya mengingatkan,'' ujarnya.
Setelah dilaporkan ke polisi, Samhudi mengaku bingung. Sebab, dia merasa tidak melakukan penganiayaan.
Dia juga telah mencoba mendatangi orang tua murid untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan. Namun, usahanya gagal. ''Sudah tiga kali saya datangi. Orang tuanya hanya ingin menyerahkan masalah pada proses hukum,'' ucapnya.
Alhasil sidang tersebut harus terjadi.
''Saya tidak pernah mencubit anak itu. Apalagi sampai memar,'' ungkapnya.
Samhudi menuturkan bahwa peristiwa itu terjadi pada 3 Februari. Saat itu seluruh murid melaksanakan salat Dhuha di masjid sekolah. Namun, Arif justru terlihat duduk-duduk di pinggir sungai. Sebagai seorang guru, dia lantas menegur Arif dan mengajaknya salat berjamaah dengan mengelus pundak.
''Saya hanya mengelus, tidak mencubit, apalagi memukul. Saya hanya mengingatkan,'' ujarnya.
Setelah dilaporkan ke polisi, Samhudi mengaku bingung. Sebab, dia merasa tidak melakukan penganiayaan.
Dia juga telah mencoba mendatangi orang tua murid untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan. Namun, usahanya gagal. ''Sudah tiga kali saya datangi. Orang tuanya hanya ingin menyerahkan masalah pada proses hukum,'' ucapnya.
Alhasil sidang tersebut harus terjadi.
Baca juga : DENGAN PERATURAN PEMERINTAH INI, TIDAK ADA LAGI GURU YANG DI PENJARA
''Pihak korban ingin tersangka segera dinonaktifkan dari sekolah tersebut. Tapi, ndak dipenuhi, ya sudah sidangnya lanjut,'' kata Konselor Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Vira Meyrawati menceritakan kasus Guru Cubit kepada media.
Sementara guru cubit bersedih, netizen mengangkat Duta Cubit Indonesia!
Sementara guru cubit bersedih, netizen mengangkat Duta Cubit Indonesia!
(Sumber : hai-online.com)
Itulah liputan yang terkait dengan guru cubit vs duta cubit. Semoga ada manfaatnya. Terima kasih buat Anda yang telah berkunjung.
loading...
LIKE & SHARE
0 Response to "GURU CUBIT VS DUTA CUBIT INDONESIA 2016"
Posting Komentar